Sang Revolusioner Islam Indonesia(Imam Kartoswiryo)
8:45 AM Edit This 2 Comments »Janganlah mengenal kabenaran karena seorang tokoh. Kenalilah kebenaran itu lebih dahulu, Niscaya akan kau kenali siapa ahlinya. - Ali Bin Abi Thalib -
Ulama sekaligus negarawan islam sejati tidak lepas dari yang namanya Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, beliau adalah orang kepercayaan HOS. Cokroaminoto yang aktif dalam kegiatan awalnya dalam partai politik pertama di indonesia, yaitu partai Syarikat islam indonesia (PSII). Beliau pernah menjabat Sekjen partai tersebut pada tahun 1931. Dan kemudian tetap duduk dalam pucuk pimpinan partai tersebut sampai pada tahun 1939, pada tahun beliau melihat sikap PSII yang sudah keluar dari prinsip perjuangan dasarnya yaitu Non Koopratif menjadi Koopratif, Kemudian Kartosuwiryo tetap meneruskan perjuangan PSII dengan memakai prinsip perjuangan aslinya adalah Non Koopratif kemudian dikenal dengan naman PSII / KPK (Komite Penyelamat Kebenaran) yang dengan itu cikal bakal berdirinya Hizbullah atau Tentara Islam.
PSII adalah perpanjang-tanganan dari SI dan SI sendiri perpanjang-tanganan dari SDI yang didirikan oleh H. Samanhudi dan HOS. Cokroaminoto, dengan prinsip Non Koopratif pada tahun 1904. Dan terhadap Muhammadiyah, sayap moderat Syarikat Islam (karena didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan, salah seorang anggota pucuk pimpinan SI dibawah Cokroaminoto) pun dikenakan disiplin organisasi. Sebabnya, karena Muhammadiyah menerima subsidi (uang) dari pemerintah Thaghut Kolonial Belanda mulai tahun 1926, disaat orang-orang lain melawan dengan sengitnya.
Bukan saja SI yang "marah" pada Muhammadiyah, tapi juga kaum pergerakan lainnya. Mr. A.K.Pringgodigdo, dalam bukunya yang terkenal :"Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia", mengatakan bahwa Muhammadiyah telah berada diluar pagar perjuangan. Penyakit "mengemis" dan meminta bantuan pemerintah itu tetap berlanjut sampai kini. Dan hal inilah yang melemahkan semangat juang Muhammadiyah, dan karena itu pula Muhammadiyah mudah mengikut arus dan mudah didikte sekalipun untuk mencoret asas Islam dari Undang-Undang Dasarnya sendiri. Ya, Oportunis, menjual diri dengan harga yang murah untuk membela yang bathil.
Sebagai orang yang konsekuen terhadap sikapnya, beliau Kartosuwiryo tetap meneruskan Prinsip dasar dari pemimpinnya HOS. Cokroaminoto (SDI) yang dengan itu cikal bakalnya berdiri Negara Kurnia Allah yang telah diproklamirkan pada tahun 1949, bahkan beliau Kartosuwiryo rela menyongsong maut ditembus peluru dalam memperjuangkan dan mempertahankan Negara Kurnia Allah atau disebut dengan Darul Islam yang telah diproklamirkan pada tanggal 7 Agustus 1949 di Jawa Barat.
Beliau tertangkap pada tanggal 4 Juni 1962, setelah berjihad Qital bergrilya 13 tahun lamanya. Kemudian beliau menghadap Rabbnya pada bulan september 1962 dengan dieksekusi mati oleh pemerintahan Thaghut.
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang syahid di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup, disisi Robbnyalah mendapat rezeki ( 3 : 169 )
Konon, Untuk berubah dari tuntutan hukuman mati, kepadanya diminta supaya bersedia mencabut bai'atnya dan membatalkan proklamasi Darul Islam. Tawaran itu beliau tolak, dan rela syahid ditembus peluru yang berlumur darah. Itulah dia sikap pejuang yang jantan dan Istiqamah, konsekuen dan konsisten dalam membela pendiriannya.
Bandingkanlah keteguhan pendirian Kartosuwiryo ini dengan sikap tokoh-tokoh Masyumi yang menyerah kalah dalam pemberontakan PRRI/RPI di Sumatera. Untuk keluar bebas dari tahanan politik, kepada mereka disodorkan surat perjanjian yang berisi antara lain : berjanji / berbaiat taat kepada Thaghut Pancasial dan UUD 1945. Mereka ternyata bersedia menandatangi perjanjian itu. Dengan ini mereka telah menjilat air liur mereka kembali. Padahal mereka telah dengan tegas menolak Pancasila dan UUD 1957. Jelas, mereka tidak Istiqamah, tidak konsekuen dan tidak konsisten.
Negara Islam
Darul Islam atau Negara Islam itulah puncak cita-cita Kartosuwiryo yang hendak dicapainya dengan perjuangan yang gagah berani. Sementara itu ada pihak-pihak yang sinis mengatakan bahwa Negara Islam itu tidak ada tersebut dalam Al Quran. Inilah bicara yang tidak bertanggung jawab karena kurangnya ilmu dan pengertian terhadap Al Quran. Yang amat menyedihkan, ucapan itu keluar dari kaum intelektual yang mengaku muslim, yang menggali ilmunya condong kepada kiblat Thaghut Sekuler Demokratis.
Bade Naros : Apakah dalam UUD 45 ada kata Pancasial? tidak ada! Kata Pancasial memang jelas tidak ada, tetapi bila orang mau mengerti dan membaca dengan teliti, maka jelas makna Pancasial ada dalam mukaddimah UUD_ujung2nya duit klo kata slank_45 itu.
Demikian pula dalam Al Quran, tak ada terdapat dan tertulis kata "Darul Islam" atau "Daulah Islamiyyah". tetapi bila orang mengerti dan mau mendalami pengetahuan agama Islam terutama tentang tafsir Al Quran, maka tak ragu lagi bahwa mereka akan banyak bertemu dengan ayat-ayat Al Quran yang mengarah dan menuju Negara Islam itu. Ya, dapatlah dikatakan bahwa seluruh ayat Al Quran diwahyukan Allah sebagai pedoman / petunjuk untuk membentuk masyarakat dan Negara Islam yang paripurna.
Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian kedalam Ad-Dien Islam secara total menyeluruh, dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah Syetan (QS.2:208)
Maksud total menyeluruh (kaffah) itu ialah dalam seluruh lapangan dan sektor kehidupan masyarakat dan negara, ummat islam harus Islami atau berdasarkan aturan Islam yang dengan itu akan menciptakan kultur dari segi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dll menjadi yang Islami sesuai dengan kehendak Allah. Sayangnya ayat ini tidak direnungkan dan diterjemahkan dalam kehidupan bermasyarakat dan perjuangan kaum muslimin. Kaum Intelektual yang mengaku Islam lebih senang mengguluti dan menghayati kitab-kitab yang bersifat duniawi atau kitab-kitab keagamaan yang ditulis oleh kaum Orentalis Sekuler yang anti Islam atau yang menuduh orang-orang yang ingin menerapkan ajaran Al Quran dan Sunnah secara Total dan Murni, Konsekuen dan konsisten sebagai "Fundamentalis dan Ekstrim".
Dan dalam Manifest politik Kartosuwiryo seperti yang disebutkan di atas tadi, jelaslah bahwa beliau mengajak ummat Islam untuk mencapai Mardhatillah, yaitu dengan menegakkan hukum Islam yang sesuai dengan Al Quran dan Sunnah Rasul. Itulah Cita-cita Kartosuwiryo yang ingin dicapainya dengan perjuangan yang gagah perkasa.
Kepribadian dan Analisa Psychologi:
Analisa psychologi yang dilakukan oleh Kaskodam VI/Slw. terhadap diri beliau sewaktu dalam tahanan, dapat bermanfaat. Tetapi bagaimanapun juga analisa ini tidak semestinya dipandang dengan penuh Obyektivitas, begitu pula sebaliknya. Analisa ini dimaksudkan untuk mengenal kepribadian serta tingkat kecerdasan tokoh sejarah ini. Tes dilakukan ketika Imam SMK berumur 59 tahun, dikamar tahanannya setelah tertangkap pada tanggal 4 juni 1962. Hasil evaluasi didasarkan pada penilaian dari tahun 1960. Disamping itu, juga melalui observasi dan analisa pembicaraan sewaktu diadakan introgasi oleh AS-1 KASKODAM VI/Slw. 27 Juni 1962. Dan Observasi sewaktu diadakan interview oleh PA ROKDAM VI/Slw 18 Juli 1962.
"Kecerdasan Kartosuwiryo, berdasarkan hasil evaluasi psychologi adalah bertarap tinggi. Mutunya tidak bertitik berat pada kemampuan akademis semata-mata, melainkan juga pada penggunaan fungsi-fungsi intelektual yang ada padanya. Mengingat pada umurnya yang sudah agak lanjut, fungsi intelektual ini masih tampak baik. Bahkan daya ingat, yang pada taraf umur ini biasanya sudah mulai berkurang, hanya memperlihatkan kemunduran sedikit. Didalam struktur kcerdasannya terdapat keseimbangan antara kemampuan yang bersifat teoritis dan yang praktis.
Faktor kedua yang menarik perhatian di dalam struktur intlegensinya ialah, bahwa kemampuan intuisi juga besar. Terutama dibidang inter human relation. Jadi dalam menghadapi manusia lain sebagai individu maupun sebagai suatu kelompok yang ia secara intuitif dapat mengambil langkah-langkah yang paling sesuai dijalankan untuk dapat mencapai maksudnya. Faktor ini dapat memperkuat kedudukannya sebagai pimpinan. Intuisi yang kuat ini juga menyebabkan, interest terhadap mistik dan metaphysik ada. Akan tetapi dilain pihak, rasionalitasnya demikian besar sehingga daya kritik yang obyektif tetap terpelihara.
Segi lain dari pada struktur intlegensinya yang pantas disebut adalah, jalan fikirannya yang sangat kausal. Kausalitasnya bertitik tolak pada prinsip-prinsipnya, sehingga pembahasan segala persoalan dilakukannya menurut garis-garis tertentu yang tidak dapat dirobah lagi. Dengan demikian, suatu problem tertentu, bagi dia, mempunyai suatu cara pemecahan yang tertentu pula. Tindakan-tindakannya yang konsekuen dapat dipandang dari sudut ini. Itu sebabnya ia dapat menunjukan akal dan siasat yang tepat untuk mengatasi problema-problema yang nyata. Ia adalah seorang intelektual yang sangat produktif.
Sebagaimana manusia umumnya, SM. Kartosuwiryo juga memiliki emosi. Tetapi karena kuatnya kontrol rasional terhadap pergolakan emosinya, meyebabkan ia tidak mudah terangsang oleh kejadian-kejadian sekitarnya. Secara pisik ia dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dimana ia berada. Berkat intelegensinya yang penuh dengan perhitungan dan pertimbangan yang konkrit, maka ia mampu menghadapi dan menerima situasi aktual secara obyektif, tanpa mengalami perasaan-perasaan defresif.
Hasil evaluasi psychologi seperti yang sudah dikutip diatas terhadap pribadi SM.Kartosuwiryo menunjukan, bahwa motivasi dan kesadaran spritual yang menjadi dasar harakah Darul Islam, berpengaruh nyata terhadap kehidupan individu muslim. Memang kesadaran demikian akan bereaksi dalam jiwa seseorang yang menghendaki agar setiap individu memiliki intuisi yang peka, yang dengan itu dapat membedakan "yang ini benar dan yang itu salah", serta dapat merasakan antara yang indah dan yang buruk. Bukankah Islam mengajarkan cara paling utama untuk menghubungkan hati seorang muslim dengan khaliqnya, yaitu dengan mujahadah, mendidik instuisi yang peka dan perasaan halus. Pemikiran Islami dapat meningkatkan dan mendorong kepada penemuan baru yang dapat mempengaruhi alam dan mengetahui rahasianya. Karena itu manusia muslim diwajibkan agar senantiasa menjaga ibadah dan mengikuti perintah Allah guna meningkatkan intuisi, mempelajari apa-apa yang dapat memperluas wawasan pengetahuan, agar pengamatannya semakin luas, tajam serta menjangkau kedepan.
Dalam hubungan ini, kiranya baik bila kita kutip ungkapan seorang ulama ketika menyifati diri Rasulullah SAW. Manusia seperti Muhammad SAW,,,katanya : rahmat adalah jiwanya, keadilan adalah syariatnya, kasih sayang nalurinya, keluhuran budi amal perbuatannya dan derita manusia kebaktian ibadahnya. Adapun sistem kehidupannya, merenung dan mendengar bisikan halus yang datang dari dalam hakekat itu sendiri. Sedangkan Abu Bakar ra. sistem kehidupannya ; tafakkur dan mendengarkan hikmah dari mulut hukma dan logika orang-orang shaleh yang berpandangan tajam.
Dapat pula ditambahkan disini. Berdasarkan pengakuan pembantu-pembantu dekatnya, diantara ciri kepribadian Imam SM. Kartosuwiryo yang paling menonjol, beliau menyukai hidup sederhana, baik dalam hal makanan maupun pakaian.Postur tubuhnya sedang, rambutnya ikal dan bicaranya pelan tapi jelas. Tidak banyak bicara. Apabila berjalan menundukan kepala, tenang tanpa gaya. Manakala berada ditengah-tengah prajuitnya, beliau jarang dikenal karena tak pernah menonjolkan diri hanya karena jabatannya lebih tinggi.
Dalam salah satu wawancara dengan seorang tokoh Darul Islam, beliau menggambarkan kepribadian Imam SM.Kartosuwiryo dan berkata:"Bapak -Panggilan beliau untuk Imam SMK - adalah seorang yang sangat konsekuen dengan keyakinannya. Musyawarah merupakan tabiatnya. Belum pernah beliau mengambil keputusan apapun, tanpa bermusyawarah dengan para sahabatnya. Selama mengikuti beliau, saya menyaksikan ketekunannya dalam beribadah kepada Allah. Membaca Al Quran secara teratur, shalat tahajjud, istikharah serta puasa sunnah. Kebiasaan lainnya, beliau senang berolah raga sehingga fisiknya termasuk paling perkasa dan sangat kuat. Sedangkan sesuatu yang paling dia benci, Apabila putusan musyawarah dilanggar atau tidak dilaksanakan.
2 comments:
Bos Informasi ini dari mana ,,bagus bagus buat nambah wawasan,,thank atas informasinya,,
Sebenernya Ini sejarah yang harus kita terapkan kepada generasi kita sekarang,,setuju sekali.
Post a Comment